Upacara Rejeban (10-11 April-2018) menjelang datangnya bulan Poso (Ramadhan) sekaligus mengenang tokoh masyarakat di sini yaitu Ki Jogo Darmo (siapa Ki Jogo Darmo, nanti akan di ulas di lain topik) yg dilakukan warga Padukuhan Banyunganti dan Gunungkelir Kecamatan Girimulyo Kulon progo secara turun temurun sampai saat ini masih dilestarikan. Upacara ini kalau di lain tempat lebih dikenal dengan istilah bersih desa. Warga dari dua padukuhan dalam upacara Rejeban ini membuat semacam gunungan hasil bumi yang kemudian di arak oleh beberapa bergodo dari Sungai Mudal berakhir di Suatu pohon langka yang dikenal warga disini dengan nama pohon Gundaho, entah nama lainnya apalagi nama latinnya, saya tidak tahu, karena di buku tanaman berguna indonesia tidak dikenal nama lokal dari jenis ini.
Dilihat dari perspektif jaman now dan terlepas dari kepercayaan masyarakat di sini ternyata tradisi ini dipahami sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Allah SWT berupa rizki hasil bumi yang diberikan, sebagai sarana untuk mempererat silaturahim dan membangun kebersamaan antar warga. Selain itu, sesuatu hal yang penting dari tradisi ini adalah secara tidak langsung ikut melestarikan jenis tanaman Gundaho dan jenis jenis langka lain di daerah ini seperti Mangir, Gondong, Gandri, Kedoya dan lain sebagainya.
Upacara ini tidak hanya menarik bagi warga sekitar bahkan warga manca banyak yang tertarik dan mengikuti prosesinya. Seperti rombogan Pak Joko, salah satu budayawan Jogja yang membawa 25 tamu asing di GSM leco park tidak ketinggalan untuk melihat langsung upacara tersebut.(fas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar